![]() |
Karena itu, ketika Oriflame meluncurkan parfum barunya, saya sulit untuk bersikap optimis (apalagi setelah parfum terakhir Oriflame, Divine Sensual, berbau seperti obat batuk).
Dari kompas.com:
Dari Inilah.com:Amethyst Fatale dicipta oleh ahli parfum asal Prancis Jean Jacques. Ia terinspirasi oleh kesan sensual dan misterius alami dari batu berwarna ungu amethyst. Untuk parfum tersebut, wangi chypre dituangkan ke dalam aroma yang telah dimodernisasi melalui proses yang disebut crystalline musk notes. Sesuai warna amethyst, parfum itu hadir dalam kemasan botol gelas berwarna ungu yang mewah.
Keunikannya, Amethyst Fatale mengalami tiga kali perubahan aroma sejak disemprotkan hingga beberapa jam kemudian.
Tiga tahap perubahan tersebut antara lain top layer yang terdiri dari wewangian red berries, rose
wood, dan white pepper. Middle layer yang terdiri dari rose essence, orris, dan white musk. Sedangkan tahap paling akhir yaitu bottom layer terdiri dari wewangian patchouly, amber, dan white sandalwood.
Update: akhirnya saya berhasil mendapatkan testernya dari teman saya, pengedar Oriflame di kantor. Kesan pertama dia sebagai pengedar adalah, "baunya ngingetin gue sama jamu temulawak nenek gue." Ternyata dia malah lebih sadis dari saya. Saya kemudian dapat kesempatan untuk mengoleskan testernya ke jemari saya. Saya mengerti kalau kemudian dia bilang seperti jamu temulawak. Akan tetapi, saat mengering, Amethyst menjadi lebih enak dan keluar mawar yang bernuansa powdery. Tak lama kemudian, bottom layernya keluar. Bottom layernya juga bagus, kok. Secara keseluruhan, ini parfum yang lumayan bagus untuk dipakai emak-emak kondangan di malam hari. Cuma sayang, daya tahannya tidak sekuat yang dikatakan. Tiga jam dan woof! parfumnya pergi bersama selesainya acara kondangan.
Labels: amethyst fatale, armani, Musk, Oriflame, Patchouli, Peppercorns, rmani, Rose