Jika hari memiliki parfum, maka tidak diragukan lagi, Burberry London pantas mendapat jatah hari Senin pagi kelabu. Atau setidaknya pagi-hari-mendung-menggantung-namun-Anda-dipaksa-pergi- ke-kantor-untuk-menghadiri-meeting-atau-Anda-akan-digantung.
Saat saya menciumnya untuk pertama kali, saya merasa Burberry London itu kecut. Bukan, hmm.. mungkin kata asam lebih tepat. Lebih lama lagi, saya mencium bau bunga peony dan melati yang terkesan anggun dan feminim. Dan di akhir, saya mencium bau yang lembut seperti bedak. Secara keseluruhan, saya mendapatkan kesan yang feminim, anggun, tapi juga konservatif, kaku dan formal. Apakah itu gambaran yang diinginkan Burberry tentang London?
Kalau iya, Burberry London sebaiknya tetap berada di ruangan kantor, dan tidak untuk dipakai di luar kantor. Memang baunya unik, bahkan saya suka mencium ending notenya yang kebedak-bedakan itu (bukan kebadak-badakan). Tapi lebih lama lagi memakai Burberry London, saya merasa seperti stereotip ibu-ibu penjaga perpustakaan: rambut diikat ke atas, kacamata tebal, dan siap menimpuk mahasiswa berisik.
NB: Saya sangat suka pada konsep iklannya hingga saya memasangnya sebagai wallpaper komputer saya. Tuh, kan. Saya nggak jahat-jahat amat.
Notes : Mawar, clementine, dan honeysuckle (top notes). Tiaré flower, peony dan melati (middle notes). Sandalwood, musk dan patchouli (base notes)
Klasifikasi : Floral Woody
Daya Tahan : 6 jam
Cocok Untuk: Ibu-ibu kantoran
Wangi Serupa: ? (belum nemu. Ada ide?)